Sangat bebas dan luwes hingga membuat para penonton terpana, tetapi para juri tidak menyukainya bahkan memberikan banyak pengurangan nilai. Hanya saja pengaruh penonton membuat Kaori lolos ke babak selanjutnya.
Ketika tampil, Kaori memperlihatkan banyak senyuman dan kemudian bertanya paada Kousei, “Apakah musikku sampai kepada mereka?”
Pada babak pertandingan selanjutnya, Kaori meminta Kousei sebagai pengiringnya. Awalnya si bocah lelaki enggan menerima tawarannya karena sudah tidak bisa mendengar nada piano. Tetapi dengan paksaan Kaori, akhirnya Kousei mengiakan ajakan tersebut.
Mereka berduet pertama kali tanpa latihan sekalipun. Keduanya saling bermain solo dan musik mereka saling bertolak belakang satu sama lain sehingga mereka tidak lolos ke babak selanjutnya. Padahal para penonton sangat menyukai musik mereka.
Setelah kejadian itu, Kaori memaksa Kousei untuk kembali bermain piano hingga si bocah lelaki itu akhirnya ikut dalam sebuah perlombaan tingkat nasional. Selama berlatih piano, ada satu pertanyaan yang selalu menghampiri Kousei, “Untuk siapa aku bermain?” mengingat selama ini ia bermain untuk sang ibu.
Pada perlombaan itu akhirnya Kousei menemukan kembali iramanya. Ia bisa bermain dengan bebas dan luwes bahkan tanpa partitur lagi. Meski untuk pertama kalinya ia kalah dalam perlombaan piano, tetapi ia menemukan alasan dimana ia bermain untuk Kaori.