Sabotase Kepribadian: Pengertian dan Ciri-Cirinya

Sabotase Kepribadian: Pengertian dan Ciri-Cirinya

Setiap orang pasti menginginkan yang terbaik untuk dirinya. Mulai dari kondisi diri, keuangan, hingga lingkungan sosial. Namun, untuk mendapatkan semua itu dibutuhkan pengembangan diri yang lebih baik. Contohnya dengan menyembuhkan sabotase kepribadian yang menghambat kamu berkembang.

Pengertian Sabotase Kepribadian

sabotase kepribadian: gambar orang terluka di bagian buku-buku tangannya
Photo by cottonbro

Lalu, apa sih sabotase kepribadian yang jarang terdengar ini? Yaitu perilaku menyabotase diri sendiri ketika terdapat masalah dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mengganggu tujuan jangka panjang. 

Contohnya berupa tidak bisa mengatakan tidak pada keinginan orang lain, mengonsumsi obat-obatan, melukai diri sendiri, dan masih banyak lagi. Tindakan-tindakan itu biasanya terjadi karena adanya dorongan halus dari alam bawah sadar. Asalnya bisa dari trauma masa kecil (inner child) dan lain-lain.

Baca juga: Tips Desain Powerpoint Agar Audiens Tidak Bosan

Kebanyakan orang tidak menyadari karena sudah terakumulasi di alam bawah sadar. Biasanya terjadi ketika kamu tidak bisa mengeluarkan perasaan yang terpendam.

Lalu, bagaimana dengan ciri-cirinya?

Melansir dari Healthline, ada beberapa ciri-ciri sabotase kepribadian yang bisa kamu perhatikan dengan jelas, yaitu

  1. Mencoba melakukan bunuh diri.
  2. Melakukan aktivitas kompulsif seperti judi, main gim, atau belanja berlebihan.
  3. Adanya perilaku seksual yang impulsif dan berisiko.
  4. Melukai diri sendiri.

Selain sabotase diri yang ekstrim seperti di atas, ada juga bentuk sabotase yang lebih halus dan kemungkinan tidak kamu sadari, seperti

  1. Perilaku merendahkan diri sendiri dengan berpikir kalau kamu punya banyak kekurangan, tidak pintar, atau tidak menarik.
  2. Berusaha mengubah diri untuk menyenangkan orang lain.
  3. Berusaha mengasingkan diri dengan mendorong orang lain menjauh.
  4. Terdapat juga perilaku maladaptif, seperti penghindaran kronis, penundaan, dan agresivitas pasif terlalu meratapi hidup, dan terlalu mengasihi diri sendiri.

Baca juga: Ikuti 5 Prinsip Desain Ini Agar Presentasimu Lebih Menarik

Ada beberapa faktor umum yang menyebabkan terjadinya sabotase diri ini, yaitu

  1. Pernah ketergantungan alkohol atau menggunakan narkoba.
  2. Adanya trauma masa kecil berupa pengabaian atau menjadi korban bullying.
  3. Terkenal pelecehan secara emosional atau fisik.
  4. Tingkat kepercayaan diri menjadi rendah.
  5. Terkena isolasi sosial, berupa pengucilan.

Baca juga: Big 5 Personality, Kenali Kelebihan dan Kekurangan Diri Kamu

Selain dari faktor umum di atas, ada beberapa faktor lain akibat dari kesehatan mental, seperti

  1. Adanya gangguan kecemasan, berupa melemahkan rasa takut, khawatir, dan tertekan.
  2. Depresi berupa kesedihan yang luar biasa dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang dilakukan sebelumnya. Namun, ada juga yang melibatkan gejala fisik juga.
  3. Gangguan makan berupa kondisi anoreksia, bulimia, atau kelebihan makan.
  4. Ada juga yang memiliki gangguan kepribadian, seperti tidak mampu berhubungan dengan orang secara sehat.
  5. Lalu, ada juga yang mengalami gangguan stress pascatrauma (PTSD) berupa kecemasan yang dimulai setelah kamu mengalami peristiwa traumatis. Dalam StudiesTrusted Source juga mengatakan, bahwa kamu yang memiliki PTSD memiliki kecenderungan untuk merusak diri sendiri. Bahkan, tingkatannya lebih tinggi daripada para veteran yang pernah mengalami trauma.

Baca juga: Tips Public Speaking Untuk Pemula Agar Lebih Percaya Diri

Cara Penyembuhan

Sabotase diri ini bisa disembuhkan, tetapi waktunya tidak cepat. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan dengan mudah, seperti

  1. Melakukan jurnaling harian. Kamu bisa menulis tentang keseharian dan trigger apa saja yang pernah didapat sebelumnya. Lalu, di akhir jurnaling, kamu bisa mereview ulang, apa saja penyebab trigger yang sering terjadi ini.
  2. Setelah melakukan jurnaling dan tahu penyebab triggernya, kamu bisa mulai belajar parenting untuk mengasuh emosi masa kecil di diri kamu. Namun, apabila kamu kesulitan, kamu bisa meminta bantuan tenaga ahli seperti psikolog.
  3. Cobalah untuk mengisi waktu diri sendiri (me time) dengan kegiatan yang kamu suka. Misalnya saja membaca novel, menggambar, menulis, dan lain-lain.
  4. Melakukan meditasi dengan hening sejenak sambil menikmati aliran napas atau dzikir di dalam hati bagi yang muslim. 

Memang tidak mudah karena memperbaiki sabotase kepribadian ini karena bisa jadi kamu akan melakukannya seumur hidup untuk mengupas satu persatu luka tersebut sampai sembuh. Namun, perlu disadari, seiring sembuhnya sabotase dirimu, maka kamu akan semakin berkembang menjadi lebih baik dan lebih mudah untuk menggapai cita-citamu.