Banyak yang mempertanyakan kenapa sih Industri Film Animasi di Indonesia tidak berkembang seperti animasi-animasi dunia lainnya? Padahal kan kalau dilihat-lihat karya animasi bangsa gak kalah kerennya.
Sebenarnya ada beberapa faktor yang membuat Industri Animasi di Indonesia kurang berkembang,
Jika dibandingkan dengan film hasil karya luar negri, pastinya animasi lokal lah yang kalah. Kenapa begitu?
Jika kamu mengira karena persoalan technical kamu salah, alasannya karena banyak dari animator kita yang mendapatkan kontrak untuk bergabung dalam pembuatan film animasi universal.
2. Tips Naikin Mood Untuk Belajar
3. 7 Cara mudah untuk memulai Self Improvement
4. Perkembangan Film Animasi Dari Masa Ke Masa
5. Skill Yang Harus Dimiliki di Era Milenial (Era Digital)
6. 5 Software Alternatif Gratis Terbaik untuk Animasi!
7. Mengenal warna dengan Teori Warna
8. 5 Software untuk membuat animasi Stop Motion
Menurut sumber yang sudah admin cari-cari, kenapa film animasi di Indonesia sulit untuk berkembang karena kurangnya apresiasi masyarakat terhadap animasi buatan Indonesia yang menurut mereka kurang menarik. Mayoritas anak muda dan anak-anak lebih suka animasi buatan Amerika ataupun anime dari Jepang.
Film animasi dari luar negeri sangat diminati karena kisahnya yang menarik, tak hanya itu tokoh dan karakternya pun juga digemari oleh beberapa orang. Kurangnya ide alur cerita yang membuat animasi dari kurang digemari.
StoryTelling Yang Kurang Menarik
Seperti kata Yudhi Soerjoatmodjo selaku Direktur dan Kurator-Produser Dapoer Dongen Noesantara, “Kami ini seperti tidak punya ide dan gagasannya sangat miskin bahkan. Jadi kalau menyangkut yang sifatnya tradisi, mereka hanya sekadar menggambar cerita itu dengan gambar baru, tapi alur ceritanya sama,”
Yupp.. itu bisa dibuktikan dengan film animasi Indonesia yang kebanyakan memiliki kisah cerita seperti sinetron yang di animasikan. Padahal ada beberapa cerita-cerita menarik yang bisa disampaikan selain topik utama dari cerita tersebut.
Terlebih lagi, banyak dari beberapa kreator animasi yang tidak suka menambah wawasan dan mereka hanya suka wawasan yang ada di sekitaran minat mereka. Yang biasanya hanya berputar di desain, animasi, game, tapi tidak mempelajari sastra atau sejarah lainnya untuk referensi cerita yang disuguhkan.
Kurangnya SDM Berkualitas
Selain faktor storytelling, faktor lain yang menjadi alasan adalah kurangnya SDM berkualitas. Beberapa studio di Indonesia mengalami kemajuan dalam mengerjakan proyek sendiri, sedangkan beberapa studio lainnya lebih memilih untuk membantu proses produksi pembuatan film animasi di luar negri. Nah, beberapa dari studio-studio tersebut masih kesusahan mencari SDM yang sesuai dengan kualitas standar perusahaan mereka.
Merupakan sebuah tantangan bagi industri film animasi di Indonesia, sebab kreator animasi Indonesia sebagian besar hanya menjadi penyokong produksi film animasi besar di Amerika, Jepang dan Korea, bukan pencipta film animasi asli.
Minimnya Biaya Produksi
Tak hanya itu, para animator Indonesia juga harus konsisten berkarya, mampu memanfaatkan peluang, serta didukung oleh investasi materi yang tidak sedikit tentunya. Seperti contoh biaya produksi pembuatan film animasi Tangled yang mencapai 260 juta USD atau sekitar Rp3,8 triliun. Apakah ada orang Indonesia yang mau mengeluarkan uang sekitar 3,8 triliun hanya untuk membiayai produksi animasi ??
Nah, itulah beberapa faktor dibalik tidak berkembangnya industri perfilman Indonesia, meski begitu kualitas animasi dari animator Indonesia gak kalah kerennya loh, yang diperlukan adalah selalu support karya-karya dari anak bangsa agar terus berkembang! 😀